Social Experience: Orang Pinggiran Jakarta

This is my social experience. Kalau kalian adalah orang pinggiran Jakarta dan berdomisili entah kerja atau kuliah di Jakarta dan 'harus' menggunakan transportasi umum, mungkin ini juga pernah kalian alami.


KEPADA BAPAK/IBU YANG BERWENANG DALAM MENGATUR KEBIJAKAN

Saya disini hanya ingin mengkritisi apa yang nyata dan mengeluarkan pendapat dengan cara yang bijaksana. (Semoga aja ada yg baca)

Saya tinggal di daerah pinggir Jakarta Timur, sudah masuk Bekasi. Tapi saya juga jauh dari Bekasi. Jarak paling dekat untuk ke transportasi umum yaitu ke Halte Bus Pinang Ranti. Jadi alternatif kendaraan umum adalah Bus TransJakarta.

Bagi kami transportasi ini sangat membantu. NAMUN, belakangan saya melihat sudah tidak nyaman lagi naik Bus TJ terutama saat jam sibuk. Iya jam berangkat dan orang pulang kerja. Bagaimana tidak, dari shelter awal aja penumpangnya sudah bejubel. Baru mau masuk orang-orang sudah dorong-dorongan (ini sangat bahaya ya..) 

Belum lagi tidak mendapat tempat duduk. Sebenarnya ini tidak begitu masalah, tapi akan jadi masalah jika seperti saya yg misalnya menderita HNP (sakit tulang belakanglah..) dan kami tidak termasuk dalam bangku prioritas. Tidak masalah jika harus berdiri setengah sampai 1 jam, ini kami bisa berdiri 2-3 jam jika jalanan macet.

Bisa saja jika ingin cepat kami memilih transportasi online. Tapi kami mencari alternatif transportasi yg murah karena kami tidak ingin hasil kerja keras kami hanya habis di transportasi. Tapi jika harus 'tua' di jalan, ya ngga mau juga. Tenaga kami juga sangat terkuras jika harus menempuh perjalanan lama setiap harinya.

Alternatif transportasi kedua adalah Commuter Line (KRL). Bukan menjadi hal baru jika naik KRL jam sibuk akan berdesak-desakan.


Tapi ini masih bisa di toleransi. Jika tidak ada gangguan sinyal atau lainnya, jika harus berdiri dan berdesak-desakan paling hanya 15-30 menit lah untuk 3-4 stasiun.

Sangat lucu adalah ketika pulang kantor saya ingin segera sampai di rumah jadi saya memutuskan naik kereta karena biasanya dari kantor ke rumah itu 2-3 jam dengan Bus TJ. Naik kereta dari Sudirman-Cawang hanya sekitar 15 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus TJ, saya perlu menunggu LEBIH DARI 30 menit. Setelah naik bus TJ kena macet juga. Dan saya berpikir, percuma saja naik kereta cepat tapi ujung-ujungnya 2 jam perjalanan juga gara-gara Bus TJ yang sangat terbatas.

Itulah lika-liku kami orang pinggiran. Tidak sulit sebenarnya, hanya saja mungkin kami harus sekuat gatot kaca (secara harfiah otot baja tulang besi). Hanya berharap jika nanti LRT dan MRT sudah jadi, kaki dan pinggang ini bisa lebih dimanjakan.

0 komentar:

Post a Comment